feed me
Senin, 25 November 2013

Kode Etik Profesi Akuntan Publik :

Prinsip Pertama – Tanggung Jawab Profesi
Dalam melaksanakan tanggung-jawabnya sebagai profesional setiap anggota harus senantiasa menggunakan pertimbangan moral dan profesional dalam semua kegiatan yang dilakukannya.

Prinsip Kedua – Kepentingan Publik
Setiap anggota berkewajiban untuk senantiasa bertindak dalam kerangka pelayanan kepada publik, menghormati kepercayaan publik, dan menunjukkan komitmen atas profesionalisme.

Prinsip Ketiga – Integritas
Untuk memelihara dan meningkatkan kepercayaan publik, setiap anggota harus memenuhi tanggung jawab profesionalnya dengan integritas setinggi mungkin

 Prinsip Keempat – Obyektivitas
Setiap anggota harus menjaga obyektivitasnya dan bebas dari benturan kepentingan dalam pemenuhan kewajiban profesionalnya.

Prinsip Kelima – Kompetensi dan Kehati-hatian Profesional
Setiap anggota harus melaksanakan jasa profesionalnya tkngan kehati-hatian, kompetensi dan ketekunan, serta mempunyai kewajiban untuk mempertahankan pengetahuan dan keterampilan profesional pada tingkat yang diperlukan untuk memastikan bahwa klien atau pemberi kerja memperoleh matifaat dari jasa profesional yang kompeten berdasarkan perkembangan praktik, legislasi dan teknik yang paling mutakhir.

Prinsip Keenam – Kerahasiaan
Setiap anggota harus, menghormati leerahasiaan informas iyang diperoleh selama melakukan jasa profesional dan tidak boleh memakai atau mengungkapkan informasi tersebut tanpa persetujuan, kecuali bila ada hak atau kewajiban profesional atau hokum untuk mengungkapkanny

Prinsip Ketujuh – Perilaku Profesional
Setiap anggota harus berperilaku yang konsisten dengan reputasi profesi yang baik dan menjauhi tindakan yang dapat mendiskreditkan profesi

Prinsip Kedelapan – Standar Teknis
Setiap anggota harus melaksanakan jasa profesionalnya sesuai dengan standar teknis dan standar proesional yang relevan. Sesuai dengan keahliannya dan dengan berhati-hati, anggota mempunyai kewajiban untuk melaksanakan penugasan dari penerima jasa selama penugasan tersebut sejalan dengan prinsip integritas dan obyektivitas.


Tantangan Akuntan Publik dalam Menghadapi Era IFRS
Menghadapi MEA ( Masyarakat Ekonomi Asean ) dan Pasar bebas AFTA pada tahun 2015 mendatang, para akuntan publik di indonesia secara tidak langsung harus mengikuti standar laporan keuangan IFRS. Apalagi Undang-Undang No.5 Tentang Akuntan Publik memang sudah nyata-nyata memberikan lampu hijau bagi akuntan asing untuk berkiprah di kancah nasional. Secara tidak langsung, kondisi seperti ini bisa membuat akuntan Indonesia kehilangan pangsa pasar karena perusahaan-perusahaan di Indonesia tentunya akan lebih memilih untuk merekrut akuntan asing yg sudah lebih dulu paham tentang standard IFRS.

International Accounting Standards, yang lebih dikenal sebagai International Financial Reporting Standards (IFRS), merupakan standar tunggal pelaporan akuntansi yang memberikan penekanan pada penilaian (revaluation) profesional dengan disclosures yang jelas dan transparan mengenai substansi ekonomis transaksi, penjelasan hingga mencapai kesimpulan tertentu. Standar ini muncul akibat tuntutan globalisasi yang mengharuskan para pelaku bisnis di suatu Negara ikut serta dalam bisnis lintas negara. Untuk itu diperlukan suatu standar internasional yang berlaku sama di semua Negara untuk memudahkan proses rekonsiliasi bisnis. Perbedaan utama standar internasional ini dengan standar yang berlaku di Indonesia terletak pada penerapan revaluation model, yaitu kemungkinkan penilaian aktiva menggunakan nilai wajar, sehingga laporan keuangan disajikan dengan basis ‘true and fair‘ (IFRS framework paragraph 46).

Indonesia yang tadinya berkiblat pada standar akuntansi keluaran FASB (Amerika), mau tidak mau harus beralih dan ikut serta menerapkan IFRS karena tuntutan bisnis global. Mengadopsi IFRS berarti menggunakan bahasa pelaporan keuangan global, yang akan membuat perusahaan bisa dimengerti oleh pasar dunia (global market). Firma akuntansi big four mengatakan bahwa banyak klien mereka yang telah mengadopsi IFRS mengalami kemajuan yang signifikan saat memasuki pasar modal global. Dengan kesiapan adopsi IFRS sebagai standar akuntansi global yang tunggal, perusahaan Indonesia akan siap dan mampu untuk bertransaksi, termasuk merger dan akuisisi lintasnegara.

Banyak hal dalam IFRS yang akan diadopsi berbeda dengan prinsip yang saat ini berlaku. Beberapa hal terbesar dari perbedaan itu antara lain :
1. Penggunaan Fair-value Basis dalam penilaian aktiva, baik aktiva tetap, saham, obligasi dan lain-lain, sementara sampai dengan saat ini penggunaan harga perolehan masih menjadi basic mind akuntansi Indonesia. Sayangnya IFRS sendiri belum memiliki definisi dan petunjuk yang jelas dan seragam tentang pengukuran berdasarkan nilai wajar ini.

 2. Jenis laporan keuangan berdasarkan PSAK terdiri dari 4 elemen (Neraca, Rugi-Laba dan Perubahan Ekuitas, Cashflow, dan Catatan atas Laporan keuangan). Dalam draft usulan IFRS menjadi 6 elemen (Neraca, Rugi-Laba Komprehensif, Perubahan Ekuitas, Cashflow, Catatan atas Laporan keuangan, dan Neraca Komparatif). Penyajian Neraca dalam IFRS tidak lagi didasarkan pada susunan Aktiva, Kewajiban dan Ekuitas, tapi dengan urutan Aktiva dan Kewajiban usaha, Investasi, Pendanaan, Perpajakan dan Ekuitas. Laporan Cashflow tidak disajikan berdasarkan kegiatan Operasional, Investasi dan Pendanaan, melainkan berdasarkan Cashflow Usaha (Operasional dan investasi), Cashflow perpajakan dan Cashflow penghentian usaha.

 3. Perpajakan perusahaan, terutama terkait pajak atas koreksi laba-rugi atas penerapan IFRS maupun atas revaluasi aktiva berdasarkan fair-value basis.
  

Tujuan IFRS adalah :

1. Memastikan bahwa laporan keuangan intern perusahaan untuk periode-periode yang dimaksukan dalam laporan keuangan tahunan, mengandung informasi berkualitas tinggi
2. transparansi bagi para pengguna dan dapat dibandingkan sepanjang peiode yang disajikan
3. Menyediakan titik awal yang memadai untuk akuntansi yang berdasarkan pada IFRS
4. dapat dihasilkan dengan biaya yang tidak melebihi manfaat untuk para pengguna

Manfaat dari adanya suatu standard global IFRS :
1. Pasar modal menjadi global dan modal investasi dapat bergerak di seluruh dunia tanpa hambatan berarti. Stadart pelaporan keuangan berkualitas tinggi yang digunakan secara konsisten di seluruh dunia akan memperbaiki efisiensi alokasi local
2. investor dapat membuat keputusan yang lebih baik
3. perusahaan-perusahaan dapat memperbaiki proses pengambilan keputusan mengenai merger dan akuisisi
4. gagasan terbaik yang timbul dari aktivitas pembuatan standard dapat disebarkan dalam mengembangkan standard global yang berkualitas tertinggi.



Referensi :



Senin, 18 Maret 2013


            In my opinion student encourage study to get a grade ( mark ), there are four reason  why the students encourage study to get a scholarship : they want to get a scholarship, standars minimum requrirement, they want get a popularity
            First they want to get a scholarship for example if your score good you can get a invitation from best university , good major and you will join without placement test, I think your parents will be proud

            Second the minimum of requirement for instead in Indonesia you mst pass the final exam and you must reaches at lest of minimum score 5,0. If you can’t be able to pass you must do it next year

            Third the popularity for instead if your score good enough you can be a famous, all people know about you ,  oyur hobies, your address, your number phone , etc and you proud yourself

            Fourth you have probability to join to government school such as military / police academy, school of accounting. You can get a salary ,  pay less to pay school cost , you will get a book without fee after you complete the education your future and the career are good

In conclusion Learning is one way to improve our students ' achievement. However, there are other opinions about the learning that can develop a mindset that has been dormant about creativity students and students and students so that students do not think instant. However, in the present-day concept of learning is not conducive anymore like the old days especially many students and student learning just chasing good grades in order to be accepted universities  favorites and look cool with good value.That should be emphasized is the correct way of learning so us not oriented with good grades are important ' s core processes first and later would result affairs good or bad values that are important learning turn the ' ve we discovered is already subject matter that has been teaches the the teachers or not?


Rabu, 13 Maret 2013


Lombok it’ a good destination to holiday ..
            If I am tourist guide I will invite their to come Lombok it’s a beautiful place in the east Indonesia, there are four reason why I chose Lombok : has a nice fauna, has a beautiful beach it called senggigih, delicious food ayam taliwang, scuba diving



            First has a nice fauna Although Lombok is geographically very close to the Balinese, animals and plants that exist in Lombok is slightly different from the one in Bali. Lombok is a border point between the animals and plants that exist in Indonesaia the west and the east. Therefore, Alfred Russel Wallace, a biologist from the IX century England called Lombok as The Wallace Line. In the north, the island of Lombok is dominated by valleys and hills overgrown by edeluis, ferns, tall trees and shrubs. While in the south, Lombok tend to be barren. Animals that can be found on Lombok are lizards, lizards, cockatoos, parrots, coax caw, ravens, eagles, punglor, monkeys, pigs, deer and others

Second , lombok has a beautiful beach in senggigih you can enjoy the panoram beach, you can by fried it can change your skin to be dark, you can taste a great seafood such as prawn, squid, crab, which cooked direct from the sea with spicy ingredients Lombok

            Third has a delicious food ayam taliwang the taste so spicy and soft bone, why ayam taliwang so spicy ? chili original from Lombok, it cook over 5 hours wit log, it think you will be ketagiahn

            Fourth scuba diving for example if your hobies is diving lombok has a nice triangle,this is one of the most beautiful place of the word A pinnacle in the open sea with challenging conditions and big fish action! Schools of mackerel, rainbow runner, tuna and barracuda accompany your dive, while you are on the lookout to spot the hammerheads


In conclusionin Lombok you can find diving as a distinct experience and exclusive dive sites with the chance to explore undiscovered waters. These new dive sites offer even the well-traveled and experienced diver a surprising and breathtaking experience, and due to the great variety of dive sites, there is exciting diving for all levels of training.



            In my opinion with computer  it can help the daily job or a task, some people say the computer make life easier and conveniemnet , there are four reason why I chose that : save more time/ efficiently, helpful , easy way to get the latest information, make enjoy with the entertainment

            First save time / efficiently, for example if you get atask or project from your lecture, such as accounting, may be you must arrange thefinancial statement, it’s so hard you must see the journal, adjustment journal, proof transaction, you must match all them, with computer you just click or search the file what you want, so with computer you can save time


            Second helpful, for instead evey mounth you mut pay a fee telp, electricity, water. With computer you just click the bill payment with e- banking, you can imagine a few years ago at’90, every mounth you come to he post office to pay the telp, electricity, water, and you must be patient because the queeline is quiete long , therefore with computer it; so helpful

            Third, easy way to get latest information such as the economy for instead if we need an information about your project or a task such as you want to get a move price stock, which company has a good stock, whoch the company has a bad stock, how about the prospect, you just click their website of stock

            Fourth make enjoy with the entertainment for instead you can palying game counter strike listenin the music, or ifyou want to share a best mommenth such as when your birthday party, when your holiday, when you married, you can share with facebook & twiter.

            In conclusion many benefit can we get from computer all of lifes aspect, make everything simpe, with the entertainment you it can be reduce your stressful, make your life colorfull, and also improve your knowledge





        Shoud have govermenet spend more money on improving public transpot

            In my opinion government should have spend money to improve and fix a public transport such as : bus , train , mapid rass transport , monorel. There are four reason why the government must chose improving more money for public transport : save our environmet, save fuel gasoline, arriving public transport always late, they never come on time, public transport is very crowded

            First, save our environment for instead now the ear vey hot is due to the green huose effect and make the global warming, must stop it , if we reduce to consume the gasoline we did’n make a carbondiokside and the clown


Second, arriving public transport always late, they never comes on time, for example if you go to the railway station they always come late about 30 minutes until 1 hours, it very bad, it can change my mood to be worse, stresssful, upset, unmood


            Third publis transport is very crowded for instead you can see the metromini or kopaja , they always stop everywhere,, they driver recless, even the brake is broken, and it ‘s the most important they create a traffic jam, because they stoop in everywhere to get a passenger

Fourth save budget government, for example if many people reduce to consume the gasoline, government able to keep their budget which used the subsidition, government can make another programs, such as build infrastructure, hospital , school, research and development and support the poor people


            In conclusion I think the government spend more money to improving and fix the public transport, because we can get many advantages from this policy, not only government but also all people, and the effect the life more healty



Senin, 07 Januari 2013



BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Dalam menghadapi tuntutan di era globalisai dan tuntutan perubahan zaman  harus di imbangi dengan Keterampilan berbahasa yang mencakup keterampilan menyimak, keterampilan berbicara, keterampilan menulis, dan keterampilan membaca. Keterampilan menyimak dan keterampilan membaca merupakan dua kemampuan berbahasa yang bersifat aktif reseptif.

Kegiatan berbahasa yang pertama kali dilakukan adalah kegiatan menyimak atau mendengar apa yang dituturkan orang lain melalui sarana lisan. Secara alami bahasa bersifat lisan dan terwujud dalam kegiatan berbicara dan pemahaman terhadap pembicaraan yang dilakukan. Hal itu akan lebih nyata terlihat pada masyarakat bahasa yang belum mengenal sistem tulisan. Pada umumnya, dalam masyarakat, proses bahasa secara lisan jauh lebih banyak daripada bahasa tulisan. Oleh karena itu, keterampilan menyimak dan membaca perlu mendapat perhatian yang memadai.

1.2  Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang ingin di bahas dalam penulisan ini adalah mengenai penjelasan dan pemaparan yang lebih mendalam mengenai keterampilan berbahasa yang mencakup keterampilan menyimak , menulis, membaca, berbahasa
1.3  Batasan Masalah
Melalui penulisan ini saya hanya akan membahas 4 topik utama  saja tentang keterampilan berbahasa yaitu :
1.      Keterampilan Menyimak
2.      Keterampialn Menulis
3.      Keterampilan Membaca
4.      Keterampilan Berbicara

BAB II
ISI


2.1.1    Keterampilan Menyimak

Menyimak adalah keterampilan memahami bahasa lisan yang bersifat reseftif. Dengan demikian di sini berarti bukan sekedar mendengarkan bunyi-bunyi bahasa melainkan sekaligus memahaminya. Dalam bahasa pertama (bahasa ibu), kita memperoleh keterampilan mendengarkan melalui proses yang tidak kita sadari sehingga kitapun tidak menyadari begitu kompleksnya proses pemmerolehan keterampilan mendengar tersebut. Berikut ini secara singkat disajikan disekripsi mengenai aspek-aspek yang terkait dalam upaya belajar memahami apa yang kita sajikan dalam bahasa kedua.

Ada dua jenis situasi dalam mendengarkan yaitu situasi mendengarkan secara interaktif dan situasi mendengarkan secara non interaktif. Mendengarkan secara interaktif terjadi dalam percakapan tatap muka dan percakapan di telepon atau yang sejenis dengan itu. Dalam mendengarkan jenis ini kita secara bergantuan melakukan aktivitas mendengarkan dan memperoleh penjelsan, meminta lawan bicara mengulang apa yang diucapkan olehnya atau mungkin memintanya berbicara agak lebih lambat. Kemudian contoh situasi-situasi mendengarkan noninteraktif, yaitu mendengarkan radio, TV, dan film, khotbah atau mendengarkan dalam acara-acara seremonial. Dalam situasi mendengarkan nonietraktif tersebut, kita tidak dapat meminta penjelasan dari pembicara, tidak bisa meminta pembicaraan diperlambat.

Berikut ini adalah keterampilan-keterampilan mikro yang terlibat ketika kita berupaya untuk memahami apa yang kita dengar, yaitu pendengar harus;
  • Menyimpan/mengingat unsur bahasa yang didengar menggunakan daya ingat jangka pendek (short term memory).
  • Berupaya membedakan bunti-bunyi yang yang membedakan arti dalam bahasa target.
  • Menyadari adanya bentuk-bentuk tekanan dan nada, warna suara dan intinasi, menyadari adanya reduksi bentuk-bentuk kata.
  • Membedakan dan memahami arti dari kata-kata yang didengar.
  • Mengenal bentuk-bentuk kata yang khusus (typical word-order patterns)

2.1.2 Unsur – Unsur Menyimak
Kegiatan menyimak merupakan kegiatan yang cukup kompleks karena sangat bergantung kepada berbagai unsur yang mendukung. Yang dimaksudkan dengan unsur dasar ialah unsur pokok yang menyebabkan timbulnya komunikasi dalam menyimak. Setiap unsur merupakan satu kesatuan yang tak terpisahkan dengan unsur yang lain. Unsur-unsur dasar menyimak ialah (1) pembicara, (2) penyimak, (3) bahan simakan, dan (4) bahasa lisan yang digunakan. Berikut ini adalah penjelasan masing-masing unsur itu.
1.      Pembicara
Yang dimaksudkan dengan pembicara ialah orang yang menyampaikan pesan yang. berupa informasi yang dibutuhkan oleh penyimak. Dalam komunikasi lisan, pembicara ialah narasumber pembawa pesan, sedang lawan bicara ialah orang yang menerima pesan (penyimak).

2.      Penyimak
Penyimak yang baik ialah penyimak yang memiliki pengetahuan dan pengalaman yang banyak dan luas. Jika penyimak memiliki pengetahuan dan pengalaman yang banyak dan luas, ia dapat melakukan kegiatan menyimak dengan baik. Selain itu, penyimak yang baik ialah penyimak yang dapat melakukan kegiatan menyimak dengan intensif. Penyimak seperti itu akan selalu mendapatkan pesan pembicara secara tepat. Hal itu akan lebih sempurna jika ia ditunjang oleh, pengetahuan dan pengalamannya. Kamidjan (2001:6) rnenyatakan bahwa penyimak yang baik ialah penyimak yang memiliki dua sikap, yaitu sikap objektif dan sikap kooperatif.


a.       Sikap Objektif 
Yang dimaksudkan dengan sikap objektif ialah pandangan penyimak terhadap bahan simakan. Jika bahan simakan itu baik, ia akan menyatakan baik, demikian pula sebaliknya. Penyimak sebaiknya tidak mudah terpengaruh oleh hal-hal di luar kegiatan manyimak, seperti pribadi pembicara, ruang, suasana, sarana dan prasarana.

b. Sikap Kooperatif
 Sikap kooperatif ialah sikap penyimak yang siap bekerjasama dengan pembicara untuk keberhasilan komunikasi tersebut. Sikap yang bermusuhan atau bertentangan dengan pembicara akan menimbulkan kegagalan dalam menyimak. Jika hal itu yang terjadi, maka penyimak tidak akan mendapatkan pesan dari pembicara. Sikap yang baik ialah sikap berkoperatif dengan pembicara.
3. Bahan simakan
Bahan simakan merupakan unsur terpenting dalam komunikasi lisan, terutama dalam menyimak. Yang dimaksudkan dengan bahan simakan ialah pesan yang disampaikan pembicara kepada penyimak. Bahan simakan itu dapat berupa konsep, gagasan, atau informasi. Jika pembicara tidak dapat menyampaikan bahan simakan dengan baik, pesan itu tidak dapat diserap oleh penyimak yang mengakibatkan terjadinya kegagalan dalam komunikasi.
Untuk menghindari kegagalan, perlu dikaji ulang Bahan simakan dengan cara berikut.
a. Menyimak Topik Utama Pembicaraan
Topik utama ialah topik yang selalu dibicarakan, dibahas, dianalisis saat pembicaraan berlangsung. Dengan mengetahui topik utama, penyimak memprediksi apa saja yang akan dibicarakan dalam komunikasi tersebut. Sebuah topik utama memiliki ciri-ciri: menarik perhatian pembaca bermanfaat bagi penyimak, dan akrab dengan penyimak.


b. Menyimak Topik Bawahan
Setelah penyimak menemukan topik utama, langkah selanjutnya ialah mencari topik-topik bawahan. Umumnya pembicara akan membagi topik utama itu menjadi beberapa topik bawahan. Hal itu dilakukan agar pesan yang disampaikan dapat dengan mudah dicerna oleh penyimak. Penyimak dapat mengasosiasikan topik utama itu dengan sebuah pohon besar, topik bawahan ialah dahan dan ranting pohon tersebut. Dengan demikian penyimak yang telah mengetahui topik utama, dengan mudah akan mengetahui topik-topik bawahannya.
c. Menyimak Akhir Pembicaraan
            Akhir pembicaraan biasanya terdiri atas: simpulan, himbauan, dan saran-saran. Jika pembicara menyampaikan rangkuman, maka tugas penyimak ialah mencermati rangkuman yang telah disampaikan pembicara tersebut. Jika pem bicara menyampaikan simpulan, maka penyimak mcncocokkan catatannya dengan simpulan yang disampaikan pembicara. Dalam hal itu perlu dicermati juga tentang simpulan. yang tidak sama, yaitu simpulan yang dibuat pembicara dan penyimak. Jika pembicara hanya menyampaikan himbauan, penyimak harus memperhatikan himbuan itu secara cermat dan teliti.

2.2.1. Hakikat Menulis
Menulis berarti menyampaikan pikiran, perasaan, atau pertimbangan melalui tulisan. Alatnya adalah bahasa yang terdiri atas kata, frasa, klausa, kalimat, paragraf, dan wacana. Pikiran yang di-sampaikan kepada orang lain harus dinyatakan dengan kata yang mendukung makna secara tepat dan sesuai dengan apa yang ingin dinyatakan. Kata-kata itu harus disusun secara teratur dalam klausa dan kalimat agar orang dapat menangkap apa yang ingin disampaikan itu. Makin teratur bahasa yang digunakan, makin mudah orang menang-kap pikiran yang disalurkan melalui bahasa itu. Oleh karena itu, keterampilan menulis di sekolah sangatlah penting.
Menurut Akhadiah dkk (1998:1.3) menulis adalah suatu aktivitas bahasa yang menggunakan tulisan sebagai mediumnya. Tulisan itu sendiri atas rangkaian huruf yang bermakna dengan segala kelengkapan lambang tulisan seperti ejaan dan pung-tuasi. Sebagai salah satu bentuk komunikasi verbal (bahasa), menulis juga dapat dide-finisikan sebagai suatu kegiatan penyampaian pesan dengan menggunakan tulisan sebagai mediumnya. Pesan adalah isi atau muatan yang terkandung dalam suatu tulisan. Adapun tulisan merupakan sebuah sistem komunikasi antarmanusia yang menggunakan simbol atau lambang bahasa yang dapat dilihat dan disepakati pemakainya. Di dalam komunikasi tertulis terdapat empat unsur yang terlibat. Keempat unsur itu adalah (1) penulis sebagai penyampai pesan, (2) pesan atu isi tulisan, (3) saluran atau medium tulisan, dan (4) pembaca sebagai penerima pesan.
Menulis pada hakikatnya adalah suatu proses berpikir yang teratur, sehingga apa yang ditulis mudah dipahami pembaca. Sebuah tulisan dikatakan baik apabila memiliki ciri-ciri, antara lain bermakna, jelas, bulat dan utuh, ekonomis, dan meme-nuhi kaidah gramatika.
Kemampuan menulis adalah kemampuan seseorang untuk menuangkan buah pikiran, ide, gagasan, dengan mempergunakan rangkaian bahasa tulis yang baik dan benar. Kemampuan menulis seseorang akan menjadi baik apabila dia juga memiliki: kemampuan untuk menemukan masalah yang akan ditulis, kepekaan terhadap kondisi pembaca, kemampuan menyusun perencanaan penelitian, kemampuan menggunakan bahasa indonesia, kemampuan memuali menulis, dan kemam-puan memeriksa karangan sendiri. Kemampuan tersebut akan berkembang apabila ditunjang dengan kegaiatan membaca dan kekayaan kosakata yang dimilikinya.
Suatu tulisan pada dasarnya terdiri atas dua hal. Pertama, isi suatu tulisan menyampaikan sesuatu yang inggin diungkapkan penulisnya. Kedua, bentuk yang merupakan unsur mekanik karangan seperti ejaan, pungtuasi, kata, kalimat, dan alenia Akhadiah, (1997:13). Sementara itu, WJS Poerwodarminto (1987:105) secara leksi-kal mengartikan bahwa menulis adalah melahirkan pikiran atau ide. Setiap tulisan harus mengandung makna sesuai dengan pikiran, perasaan, ide, dan emosi penulis yang disampaikan kepada pembaca untuk dipahami tepat seperti yang dimaksud pe-nulis.
Pendapat lainnya menyatakan bahwa menulis adalah keseluruhan rangkaian kegiatan seseorang dalam mengungkapkan gagasan dan menyampaikannya melalui bahasa tulis kepada pembaca seperti yang dimaksud oleh pengarang. Agar komunikasi lewat lambang tulis dapat tercapai seperti yang diharapkan, penulis hendaklah menuangkan ide atau gagasannya kedalam bahasa yang tepat, teratur, dan lengkap. Dengan demikian, bahasa yang dipergunakan dalam menulis dapat menggambarkan suasana hati atai pikiran penulis. Sehingga dengan bahsa tulis seseorang akan dapat menuang-kan isi hati dan pikiran.
Kata keterampilan berbahasa mengandung dua asosiasi, yakni kompetensi dan performansi. Kompetensi mengacu pada pengetahuan konseptual tentang sistem dan kaidah kebahasan, sedangkan performansi merujuk pada kecakapan menggunakan sistem kaidah kebahasaan yang telah diketahui untuk berbagai tujuan penggunaan komunikasi. Seseorang dikatakan terampil menulis apabila ia memahami dan mengaplikasikan proses pegungkapan ide, gagasan, dan perasaan dalam bahasa Indonesia tulis dengan mempertimbangkan faktor-faktor antara lain ejaan dan tata bahasa, organisasi/ susunan tulisan, keutuhan (koherensi), kepaduan (kohesi), tujuan, dan sasaran tulisan.

2.2.2 Menulis sebagai Suatu Proses

Kegiatan menulis merupakan keterampilan mekanis yang dapat dipahami dan dipelajari. Menulis sebagai suatu proses terdiri atas beberapa tahapan. Tompkins (1994) dan Ellis dkk. (1989) menguraikan lima tahapan menulis, yaitu pra-menulis, pengedrafan, perbaikan, penyuntingan, dan publikasi. Pada pramenu-lis, siswa diberi kesempatan menentukan apa yang akan ditulis, tujuan menulis, dan kerangka tulisan. Setelah siswa menentukan apa yang akan ditulis dan siste-matika tulisan, siswa mengumpulkan bahan-bahan tulisan dengan menggunakan buku-buku dan sumber lainnya untuk memudahkan dalam penulisan. Pada penge-drafan, siswa dibimbing menuangkan gagasan, pikiran, dan perasaannya dalam bentuk draf kasar. Pada tahap perbaikan, siswa merevisi draf yang telah disusun. Siswa dapat meminta bantuan guru maupun teman sekelas untuk membantu dan mempertimbangkan gagasan yang dikemukakan. Pada tahap penyuntingan, siswa dilatih untuk memperbaiki aspek mekanik (ejaan, tanda baca, pilihan kata, dan struktur kalimat) yang tidak sesuai dengan kaidah penulisan.
Hal ini dilakukan untuk memperbaiki karangan sendiri maupun teman sekelas. Pada tahap publikasi, siswa menyampaikan tulisan kepada teman sekelas untuk meminta masukan dari guru dan teman sekelas agar mereka dapat berbagi informasi sehingga tulisan menjadi sempurna.
Siswa menjadi partisipan aktif dalam seluruh tahapan menulis proses: pra-menulis, pengedrafan, perbaikan, dan penyuntingan sehingga siswa memahami betul apa yang ditulisnya. Ketika menentukan topik yang akan ditulis, di benak siswa tergambar sejum-lah informasi yang akan ditulis. Informasi yang tersimpan di benak siswa dituang-kan dalam sebuah tulisan dengan bantuan guru dan teman sekelas. Ketika menulis, siswa bebas mengungkapkan gagasan dengan cara menghubungkan kalimat seca-ra utuh dan padu membentuk sebuah paragraf serta menuangkannya pada tulisan. Siswa menggunakan bahan-bahan pustaka untuk mendukung tulisannya dan berdiskusi dengan guru dan teman sekelas apabila ada bahan tulisan yang kurang jelas.
2.2.3 Tujuan Menulis
Kegiatan menulis dilakukan dengan berbagai tujuan. Menulis mempunyai empat tujuan, yaitu untuk mengekpresikan diri, memberikan informasi kepada pembaca, mempersuasi pembaca, dan untuk meng-hasilkan karya tulis.
2.2.4 Jenis tulisan menurut tujuan menulis sebagai berikut :
1) Narasi yakni karangan/tulisan ekspositoris maupun imajinatif yang secara spesifik menyampaikan informasi tertentu berupa perbuatan/tindakan yang terjadi dalam suatu rangkaian waktu.
2) Deskripsi yakni karangan/tulisan yang secara spesifik menyampaikan informasi tentang situasi dan kondisi suatu lingkungan (kebendaan ataupun kemanusiaan). Penyampaiannya dilakukan secara objektif, apa adanya, dan terperinci.
3) Ekposisi yakni karangan/tulisan yang secara spesifik menyampaikan informasi tentang sesuatu hal (faktual maupun konseptual). Penyampaiannya dilakukan de-ngan tujuan menjelaskan, menerangkan, dan menguraikan sesuatu hal sehingga pengetahuan pendengar/pembaca menjadi bertambah.
4) Argumentatif yakni karangan/tulisan yang secara spesifik menyampaikan infor-masi tentang sesuatu hal (faktual maupun konseptual). Penyampaiannya dilaku-kan dengan tujuan mempengaruhi, memperjelas, dan meyakinkan.
5) Persuasif:karangan/tulisan yang secara spesifik menyampaikan informasi tentang sesuatu hal (faktual maupun konseptual). Penyampaiannya dilakukan dengan tujuan mempengaruhi, meyakinkan, dan mengajak
2.3.1    Pengertian keterampilan membaca
         Keterampilan membaca adalah aktifitas yang kompleks yang melibatkan berbagai faktor yang datangnya dari dalam diri pembaca dan faktor luar. Selain itu, keterampilan membaca juga dapat dikatakan sebagai jenis kemampuan manusia sebagai produk belajar dari lingkungan, dan bukan kemampuan yang bersifat instingtif, atau naluri yang dibawa sejak lahir. Oleh karena itu, proses membaca yang dilakukan oleh seorang dewasa (dapat membaca) merupakan usaha mengolah dan menghasilkan sesuatu melalui penggunaan modal tertentu.

Membaca adalah proses produksi yang menghasilkan pengetahuan, pengalaman, dan sikap-sikap baru. Seperti hukum yang berlaku dalam dunia usaha, semakin besar modal seseorang untuk berusaha, semakin besar pula kemungkinan hasilnya. Oleh karena itu, seperti halnya sebuah perusahaan yang menghasilkan sesuatu melalui proses mengolah. Membaca juga merupakan proses mengolah, yakni mengolah bacaan. Nah, untuk mengolah hal itu diperlukan modal tertentu. Secara garis besar, aktifitas membaca berkaitan dengan dua hal pokok, yaitu pembaca dan bahan bacaan.

Tentang tujuan membaca itu banyak urusan yang bisa dibuat, tergantung dari mana kita melihatnya. Secara garis besar tujuan membaca itu sangat luas sifatnya karena setiap situasi membaca mempunyai tjuan tersendiri yang bersifat spesifik. Namun, secara umum ada penggolongan membaca tentang tujuan membaca yang telah dikemukakan oleh ahli membaca Waples (1967). Dalam eksperimennya ia menemukan bahwa tujuan membaca itu meliputi beberapa hal yang pada hakikatnya tujuan membaca adalah modal utama membaca. Tujuan yang jelas akan memberikan motivasi yang intrinsik yang besar bagi seseorang. Seseorang yang sadar sepenuhnya akan tujuan membaca akan dapat mengarahkan sasaran daya pikir kritis dalam mengolah bahan bacaan sehingga memperoleh kepuasan dalam membaca.

2.3.2    Pengetahuan tentang teknis membaca
         Jika diatas telah dijelaskan bahwa pengetahuan, pengalaman dan kemampuan berkomunikasi lisan merupakan modal utama membaca, tampaknya pengetahuan tentang teknik lebih cenderung dianggap sebagai alat. Alat yang dapat digunakan dalam mencerna bahan tulis. Realisasinya berupa seperangkat keterampilan untuk mengolah setiap aspek bahan bacaa menjadi sesuatu yang bermakna bagi pembaca.
         Keterampilan ini berkaitan dengan keseluruhan aktifitas membaca  sehingga dapat mencakup makna proses membaca sebagai aktifitas mengolah kata yang terkandung dalam bahan bacaan, kreatifitas, membaca, sampai pada aktifitas membaca cepat.[12]
         Secara garis besar, pengetahuan tentang teknik membaca itu meliputi:
a.  Pengetahuan tentang aspek-aspek keterampilan membaca :
-    Keterampilan mengenali kata
-    Keterampilan mengenali tanda baca
-    Keterampilan memahami makna tersurat
Yaitu seperti keterampilan memahami makna kata, frase, kalimat, paragraf, subbab, bab, dll.
-    Keterampilan membaca kritis
-    Kemampuan membaca kreatif

b. Pengetahuan tentang teknik membaca cepat
c.  Pengetahuan tentang membaca telaah ilmiah

 2.3.3   Masalah umum dalam membaca
         Seperti pada umumnya, orang tidak sadar dengan masalah membacanya. Kebanyakan orang telah puas dengan kondisi kemampuan membacanya, baik dalam kecepatan maupun dalam tingkat pemahamannya. Padahal secara teoritis, kecepatan dan pemahaman terhadap bacaan itu dapat ditingkatkan dua atau tiga kali lipat dari kecepatan dan pemahaman semula. Itu bagi seseorang yang benar-benar mau meningkatkannya. Ada beberapa masalah dan hambatan yang umum terjadi pada setiap orang, masalah tersebut antara lain :

a.  Rendahnya tingkat kecepatan membaca
         Masalah kecepatan membaca ini menjadi hambatan karena pada umumnya orang tidak ambil pusing dengan kebiasaan membacanya. Termasuk cara membaca yang buruk. Kemampuan membaca yang buruk (dalam arti rendahnya kecepatan membaca) jelas sangat mengganggu orang-orang yang sehari-harinya memang bergelut dengan buku. Misalnya pelajar dan mahasiswa. Sampai-sampai sering kita jumpai ada pelajar dan mahasiswa yang kekurangan waktu untuk membaca literatur-literatur yang diwajibkan padanya. Bukan karena waktu yang dimiliki kurang, melainkan karena banyaknya waktu yang tersita untuk membaca hanya satu judul buku saja.

b. Minimnya pemahaman yang diperoleh
Tingkat pemahaman terhadap bacaan juga salah satu indikator keefektifan membaca seseorang. Minimnya tingkat pemahaman ini menjadi masalah karena ada kecenderungan anggapan bahwa semakin lambat cara membaca seseorang, semakin tinggi pula pemahamannya. Padahal, pada kasus latihan membaca cepat, anggapan justru terbalik, yaitu peningkatan kecepatan membaca akan diikuti dengan peningkatan pemahaman bacaan.

c.  Kurangnya minat baca
         Masalah yang menjadi hambatan membaca adalah kurangnya minat membaca. Faktor yang membelakangi hal ini adalah kebiasaan, sarana, buku-buku yang dibaca, atau kurang sesuainya bahan bacaan yang tersedia dengan minat yang dimiliki. Ada indikator bahwa tingkat kemajuan suatu bangsa itu dapat diukur dari berapa banyak waktu sehari-hari yang digunakan warganya untuk membaca. Semakin banyak waktu yang digunakan untuk membaca, artinya menurut kebutuhan secara pribadi, bukan dipaksa membaca seperti halnya membaca demi tugas sekolah ataupun kuliah, maka dengan itu semakin tinggi pula tingkat budaya bangsa tersebut.



d.   Minimnya pengetahuan tentang cara membaca yang cepat dan efektif
         Pengetahuan tentang cara membaca yang efektif tampaknya juga merupakan faktor yang tak kalah pentingnya sebagai masalah dalam membaca. Secara teoritis, seorang pembaca yang lambat pada hakikatnya bukanlah pembaca yang bodoh, tetapi mungkin ia hanyalah seorang pembaca yang tidak efisien.

2.4.1   Keterampilan Berbicara

keterampilan berbicara secara garis besar ada tiga jenis situasi berbicara, yaitu interaktif, semiaktif, dan noninteraktif. Situasi-situasi berbicara interaktif, misalnya percakapan secara tatap muka dan berbicara lewat telepon yang memungkinkan adanya pergantuan anatara berbicara dan mendengarkan, dan juga memungkinkan kita meminta klarifikasi, pengulangan atau kiat dapat memintal lawan berbicara, memperlambat tempo bicara dari lawan bicara. Kemudian ada pula situasi berbicara yang semiaktif, misalnya dalam berpidato di hadapan umum secara langsung. Dalam situasi ini, audiens memang tidak dapat melakukan interupsi terhadap pembicaraan, namun pembicara dapat melihat reaksi pendengar dari ekspresi wajah dan bahasa tubuh mereka. Beberapa situasi berbicara dapat dikatakan bersifat noninteraktif, misalnya berpidato melalui radio atau televisi.

Berikut ini beberapa keterampilan mikro yang harus dimiliki dalam berbicara, dimana permbicara harus dapat;
·         Mengucapkan bunyi-bunyi yang berbeda secara jelas sehingga pendengar dapat membedakannya.
·         Menggunakan tekanan dan nada serta intonasu secara jelas dan tepat sehingga pendengar daoat memahami apa yang diucapkan pembicara.
·         Menggunakan bentuk-bentuk kata, urutan kata, serta pilihan kata yang tepat.
·         Menggunakan register aau ragam bahasa yang sesuai terhadap situasi komunikasi termasuk sesuai ditinjau dari hubungan antar pembicara dan pendengar.
·         Berupaya agar kalimat-kalimat untama jelas bagi pendengar.

2.4.2    Tujuan berbicara
1. Mengemukakan Pendapat
Keterampilan berbicara yang juga memegang peranan penting adalah latihan mengemukakan pendapat. Dalam mengemukakan pendapat, sebutkan bukti-bukti, alasan, gagasan, dan sarantentang sesuatu yang akan dikomentari.
2. Menyatakan Permohonan atau Permintaan
Misalnya :
·         Maukah kamu mengantarkan surat ini kepada paman ?
·         Bolehkah aku meminjam novelmu ?
·         Sudikah Bapak menghadiri rapat besok malam ?
3. Menyatakan Halangan, Rintangan, dan Hambatan
Misalnya :
·         Saya tidak bisa datang kerumahmu karena kemarin hujan lebat.
·         Sepeda saya ditabrak mobil sehingga saya terlambat ke sekolah
4. Menyatakan Harapan, Pujian, Kepuasan atau Ketidakpuasan
Pujian               :          Indah sekali lukisanmu !
Harapan            :          Mudah-mudahan hari tidak hujan, sehingga saya bisa main
Kepuasan        :          Saya sangat senang berkenalan denganmu
Ketidakpuasan :          Saya kurang puas dengan hasil rapat tadi.





BAB III
KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan
Semoga penulisan ini dapat memberikan manfaat terutama bagaimana keterampilan berbahasa di terapkan dalam kehidupan sehari – hari.Keterampilan berbahasa dapat diperoleh melalui latihan dan praktik. Langkah awal untuk menguasai semua keterampilan tersebut adalah dengan mengidentifikasi kelemahan diri sendiri. Setelah dikenali, usahakanlah untuk selalu melatih keterampilan yang belum dikuasai. Keterampilan menyimak dan berbicara dapat dilatih sekaligus dengan memperbanyak berdiskusi dan secara sadar berusaha untuk terus memperbaiki keterampilan bahasa lisan. Keterampilan membaca dan menulis dapat dilatih dengan mencari dan membaca materi rujukan pengetahuan baru untuk kemudian dituangkan dalam bentuk tulisan.
3.2 Saran
Dalam hal ini saya berharap penulisan ini mendapat saran dan kriritik yang membangun , sehingga jika ada yang harus di revisi  dan di perbaiki tulisan iini dapat memberikan manfaat yang jauh lebih besar dan turut andil dalam perkembangan keterampilan berbahasa











Daftar Pustaka :



Haryadi dan Zamzami. 1996. Peningkatan Keterampilan Berbahasa Indonesia. Jakarta: Depdikbud-Dikti
Keraf, G. 1997. Komposisi. Ende Flores Nusa Tenggara Timur: Nusa Indah.
Kosasih, E. 2002. Kompetensi Ketatabahasaan: Cermat Berbahasa Indonesia. Bandung: Yrama Widya.
Musaba, Z. 1994. Terampil Menulis dalam Bahasa Indonesia yang Benar. Banjarmasin: Sarjana Indonesia.
Soedjito dan Hasan, M. 1986. Seri Membina Keterampilan Menulis Paragraf. Malang: Tanpa Penerbit
Spandel, V. and Stigginis, R. J. 1990. Creating Writers. London: Longman.
Suparno. 2002. Keterampilan Dasar Menulis. Jakarta: Depdiknas-UT
Syafi’ie, I. 1988. Retorika dalam Menulis. Jakarta: Depdikbud.
Tarigan, H.G. 1987. Menulis sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.